Family Camping at Lane Cove National Park Sydney

Keluarga kami & tenda kesayangan di Lane Cove NP. Foto oleh Radityo Widiatmojo
Ternyata pengalaman dua kali kemah dengan keluarga dan teman-teman di Sydney tidak membuat kami kapok, malah ketagihan. Untuk kemah ketiga kali ini kami memilih mendirikan tenda di lokasi yang dekat saja dengan kota, yaitu di Lane Cove National Park.
Lokasi Taman Nasional Lane Cove ini dekat sekali dengan pusat kota Sydney, hanya 11 km ke arah barat laut kota. Lane Cove bisa dicapai dengan mobil atau dengan naik kendaraan umum. Stasiun kereta terdekat dari Lane Cove adalah North Ryde. Banyak kegiatan yang bisa dilakukan di Lane Cove yang merupakan paru-paru kota Sydney, antara lain: bushwalking (trekking), bird-watching, piknik, barbekyu, bersepeda atau aktivitas sungai seperti naik perahu, kayak atau kano. Untuk masuk ke taman nasional ini dikenakan biaya $7 per mobil. Di dalam Lane Cove tersedia fasilitas bangku piknik dan tempat-tempat yang bisa disewa untuk mengadakan gathering. Ada juga persewaan sepeda dan perahu.
Untuk keluarga yang ingin menginap di Lane Cove ini tersedia beberapa pilihan akomodasi yang dikelola oleh Lane Cove River Tourist Park. Seperti umumnya Holiday Park di Australia, LCRTP ini menyediakan akomodasi berupa kabin, tempat caravan dan tempat berkemah. Ada tambahan akomodasi spesial untuk mereka yang ingin berkemah di alam terbuka tapi malas mendirikan tenda sendiri, yaitu Luxury Camping atau Glamping (Glamour Camping). Website kemping glamour yang tarifnya lebih mahal dari hotel ini bisa dicek di sini.
Kami yang hidupnya sederhana inginnya camping yang biasa-biasa saja, menyewa tempat untuk mendirikan tenda kami sendiri. Tarif camp site di Lane Cove adalah $37 per malam untuk unpower dan $39 per malam untuk powered alias ada colokan listriknya. Kami yang hidupnya tidak bisa berpisah dengan gadget tentu memilih powered site :p Dekat dengan alam boleh, tapi handphone tetap harus nyala dong 🙂 Satu camp site bisa untuk mendirikan tenda yang cukup untuk enam orang dan satu tempat mobil yang bisa diparkir di pinggir tenda persis. 
Keluarga petualang yang ingin menghemat anggaran akomodasi ketika berlibur di Sydney bisa mempertimbangan camping ini sebagai alternatif penginapan. Fasilitas yang tersedia cukup bagus dan nyaman, seperti kamar mandi dan toilet umum dan juga dapur umum. Biasanya di lokasi camping juga ada taman bermain dan kolam renang.

Lokasi kemah kami dan teman-teman di Lane Cove National Park
Di tempat kemah kami sebelumnya, dua-duanya dekat dengan pantai sehingga anak-anak bisa bermain air di hari Sabtu. Kami biasanya berkemah dua malam, berangkat Jumat sore dan kembali Minggu siang. Di hari Sabtu, kami punya waktu seharian untuk beraktivitas. Pilihan aktivitas di Lane Cove ini lumayan banyak. Atas saran seorang teman yang sudah biasa main di taman nasional ini, kami bushwalking dari camp site ke site no.13, bermain kayak dan barbekyu-an untuk makan siang.

Lokasi No.13 ini cukup luas. Ada lapangan rumput yang bisa dibuat main bola, bangku-bangku kayu untuk piknik dan bantaran sungai yang cocok untuk meluncurkan kayak. Fasilitas piknik ini juga dilengkapi tempat parkir mobil dan toilet umum yang bersih. Anak-anak dan Bapak-Bapak (dan juga Si Om) bergantian mencoba kayak yang dibawa oleh seorang teman kami. Sungai Lane Cove ini airnya tenang. Beberapa kali kami melihat perahu dan kano lain yang melintas.

Little A main bola, tetep pakai dress pinky :p
Big A dan Si Om main kayak di Lane Cove river

Menjelang makan siang, kami mulai menyalakan mesin barbekyu portabel berbahan bakar gas. Saya selalu senang kalau ada acara barbekyu seperti ini karena yang bertugas masak adalah Bapak-Bapak. Sementara itu, Ibu-Ibu bisa ngobrol karena anak-anak juga asyik bermain dengan teman-temannya. Saya biasanya kebagian membuat salad sayuran yang mudah banget karena tinggal memotong-motong sayuran segar dan menuang salad dressing. Salad sayuran andalan saya adalah campuran iceberg lettuce, coss lettuce, daun rocket yang agak pahit, baby spinach yang manis, grape tomatoes dan timun Lebanon. Kadang salah ini saya campur dengan avokad kalau sedang tidak mahal 🙂 Dressing favorit saya adalah Italian dressing yang terbuat dari cuka dan Italian herbs.

Piknik di bawah pohon teduh di Lane Cove NP

Apa menu kemah yang kalian ingat ketika pramuka dulu? Mie instant dan kornet? Atau sarden dan mackarel kalengan? Di sini, menu standar kemah adalah daging barbekyu plus salad segar. Di Kiama, kami bakar-bakar ikan, sementara di Lane Cove kami membakar daging domba dan daging sapi. Tinggal di Aussie membuat kami kreatif membuat bumbu rendaman untuk barbekyu. Si Ayah juga punya resep rahasia untuk merendam daging steak ini, dengan bahan dasar kecap manis 🙂 Tanpa bumbu istimewa pun biasanya daging domba dan sapi dari Australia ini sudah cukup enak dan cepat empuk. Apalagi dengan campuran bumbu spesial dan kecap manis dari Indonesia. Hmm, rasanya oke banget, dimakan dengan salad segar. Nggak pakai nasi juga sudah kenyang.

Dibandingkan dengan tempat kemah kami sebelumnya, di Narrabeen dan Kiama, fasilitas di Lane Cove ini paling juara. Dapur umum dekat sekali dengan lokasi tenda kami, hanya menyeberang jalan kecil. Dapur ini buka 24 jam karena tidak ada pintunya 🙂 Ini memudahkan kami yang pingin ngopi di pagi hari atau tiba-tiba lapar tengah malam :p Di dapur tersedia fasilitas kompor gas dua tungku, kulkas, air panas dan tempat cuci piring. Alat-alat masak seperti panci, wajan dan juga rice cooker harus kita bawa sendiri. Dapur yang lumayan luas ini juga dilengkapi dua pasang meja dan kursi piknik panjang, cocok untuk tempat nongkrong kami. 
Kamar mandi dan toilet juga cukup bersih dan nyaman. Tiap pagi sekitar jam 9-10, kamar mandi ini ditutup untuk dibersihkan. Pengumuman jadwal membersihkan kamar mandi ini dipasang di pintu sehingga kami bisa siap-siap untuk mandi lebih pagi.

Kemah kali ini juga merupakan debut chef Radityo yang aslinya adalah fotografer. Bakatnya memang dobel-dobel 😀 Tiap pagi kami disuguhi sarapan istimewa: nasi goreng teri di hari pertama dan nasi mawut dari sisa-sisa makanan semalam, lengkap dengan sambal bajak dan sambal kecap.

Si Om yang merangkap jadi chef di camp site kami
Kami tidak tahu apakah ini bakal menjadi pengalaman kemah terakhir kami di Australia. Big A yang suka sekali berkemah selalu bertanya-tanya, di mana nanti kemahnya kalau sudah pindah ke Indonesia? Apakah di sana ada toilet dan kamar mandi bersih juga? Hmm, ada yang bisa bantu jawab?

~ The Emak