Legoland Themepark & Waterpark, Asyiknya Dobel!

Kami sebagai keluarga pecinta Lego, langsung sorak-sorak bergembira begitu mendengar kabar Legoland buka di Malaysia. Langsung cepet-cepet masukin ke bucketlist. The Emak dengan sigap mendapatkan tiket pesawat dari Surabaya ke Johor Bahru. Kami tambah senang ketika mendekati hari H, Legoland Water Park juga telah dibuka. Sudah kebayang bakal dobel asyiknya!

Tiket
Tiket ke Legoland memang tidak murah, apalagi untuk pengunjung internasional dari Indonesia. Saya sarankan langsung beli tiket combo: theme park dan water park. Kedua taman yang berdekatan ini bisa dijelajahi dalam satu hari. Kami memesan tiket online di website Legoland agar mendapat diskon 20%. Maksimal dibeli tujuh hari sebelum tanggal kunjungan. Tiket untuk dewasa RM 140 (Rp 500.000), sementara tiket untuk anak-anak (2-11 tahun) RM 112 (Rp 400.000). Warga senior di atas 60 tahun juga mendapat diskon, sama dengan tarif untuk anak-anak. Setelah membeli online dengan kartu kredit, tiket bisa langsung dicetak di rumah dan barcode-nya bisa langsung digunakan masuk ke Legoland, tanpa harus menukar atau antre lagi di loket.

Kalau kita menginap di Hotel Legoland, yang letaknya persis di samping theme park ini, kita bisa mendapatkan tiket combo dua hari dengan hanya membayar tarif untuk satu hari. Lumayan, diskonnya sampai 50% dan bisa main lagi kalau belum puas di hari sebelumnya 🙂

Setelah menginap di emperan bandara Changi dan melewati dua pintu imigrasi, kami sampai di Hotel Legoland jam 11 siang. Hati semangat melihat warna-warni lego, tapi badan udah terasa remuk. Kami istirahat sebentar di hotel, beres-beres dan mandi-mandi. Bersyukur banget bisa cek in awal (thank you, Legoland Hotel!). Si Ayah bahkan sempat mencuri tidur siang. Jam dua belas, tepat ketika matahari sedang terik-teriknya, kami siap jalan-jalan ke Legoland.

Penting diketahui, Legoland itu panas banget! Saya sudah sering membaca di blog para traveler kalau Legoland itu panas, tapi tetap tidak menduga bisa sepanas ini. Sumpah, panas banget! Pohon-pohon yang ditanam tidak mampu meredam panas atau menjadi peneduh, karena daun mereka sendiri banyak yang gosong. Sunblock is essential. Pakai topi lebar dan payung kalau perlu. Juga bawa banyak air minum.

Ada apa di Legoland? 
Atraksi utamanya adalah Miniland, berupa bangunan-bangunan terkenal di Asia yang disusun dari keping-keping lego. Selain itu, Legoland mempunyai beberapa wahana yang dibagi per area: Lego City, Land of Adventure, Imagination, Lego Kingdoms dan Lego Technic. Tidak ketinggalan, beberapa fasilitas seperti kafe dan restoran, toko lego dan suvenir dan surau.

Kali ini, saya membebaskan The Precils untuk menentukan rute dan wahana apa saja yang ingin mereka coba. Masing-masing saya beri peta, untuk didiskusikan. Ada beberapa wahana yang tidak bisa dicoba Little A karena tingginya kurang. Big A yang memilihkan, sebaiknya kami ke area mana. Dengan begini, kerja saya lebih enteng. Big A dan Little A juga lebih senang karena diberi kepercayaan. Memang kami tidak mencoba semua wahana, tapi yang penting anak-anak senang, kan?


Miniland
Saya dan Si Ayah sudah cukup bahagia melihat bangunan-bangunan keren di Miniland. Paling banyak memang miniatur bangunan di Malaysia, termasuk Kuala Lumpur, Putrajaya, Johor Bahru, KLIA dan port Tanjung Pelepas. Baru kemudian ada satu bangunan atau kawasan dari negara-negara lain, seperti daerah Boat Quay di Singapura, Angkor Wat Cambodia, Hoi An Vietnam, Masjid Brunei dan Wat Arun Thailand. Indonesia diwakili oleh miniatur Pura Tanah Lot.   
Yang belum sempat wisata keliling ASEAN bisa foto-foto narsis di sini. Saya yang belum begitu tertarik mengunjungi KL, tidak menyia-nyiakan kesempatan berfoto di depan Menara Petronas (palsu), hahaha.

Dari luar ASEAN, saya hanya menemukan Kota Terlarang Tiongkok dan Taj Mahal India. Tentu saya cepat-cepat menyeret Si Ayah untuk foto berdua saja di depan Taj Mahal ini. Nggak papa-lah foto di depan miniaturnya dulu, hehe.

Meskipun cuma miniatur, bangunan-bangunan ini dibuat dengan saksama. Saya kagum, karena detilnya begitu terlihat. Mereka juga tidak cuma meniru bangunannya saja, tapi bisa menampilkan suasana yang ada di kawasan itu. Misalnya miniatur sudut kota di Vietnam ditampilkan dengan aktifitas orang memancing. Mereka juga memasang rekaman kebisingan di kawasan itu. Karya-karya miniatur ini patut diacungi jempol. Si Ayah sampai punya stok foto makro yang banyak banget. Gallery-nya bisa dilihat di sini.


Restoran dan Kafe
Meski jalannya tidak jauh, cuaca terik membuat kami cepat lapar dan haus. Jangan khawatir, di tiap kawasan ada restoran atau kafenya dengan berbagai macam pilihan. Karena ini di Malaysia, semua makanannya halal 🙂
Kami makan di Market Restaurant yang ada di area Lego City. Dari Legoland Hotel, kami mendapat voucher makan sebesar RM 50, alhamdulillah. Harga makanan di resto ini RM 25 untuk dewasa dan RM 15 untuk anak-anak. Pilihannya banyak, kami memesan nasi ayam, fish & chips dan spaghetti. Rasa makanannya sih biasa saja, nggak istimewa. Sebenarnya, bisa saja kita cari makan di luar. Persis di depan Legoland ada Mall of Medini. Di sana ada beberapa restoran termasuk KFC. Tiket Legoland bisa dipakai keluar masuk seharian pada tanggal yang sama. Harganya jatuhnya bisa lebih murah daripada makan di dalam. Untuk makan malam, kami makan nasi ayam di salah satu restorannya dan habis RM 50 berempat. Rasanya lebih enak dan porsinya lebih besar 🙂 Tapi di resto di dalam sini, kita juga dapat hiburan band yang nyanyi live di meja kita. Ketika melihat ada penyanyi yang sedang beraksi di meja lain, Big A ketakutan dan pengen segera menyelesaikan makanannya. Dia nggak pengen dengar orang nyanyi, padahal Emaknya sudah siap-siap request lagu cover “Let It Go”, hehehe.

Selain di market restaurant, kita juga bisa makan di resto atau kafe lain di tiap area. Menu dan harganya bisa cek langsung di website Legoland.

Wahana
Tinggi Little A belum mencapai 100 cm, sehingga tidak punya banyak pilihan permainan. Salah satu yang mencuri hatinya adalah wahana Driving School. Little A awalnya masih ragu mengemudikan mobilnya. Tapi begitu mulai mengerti cara kerjanya, dia seneng banget dan mulai ngebut, melewati precil-precil lainnya, hahaha. Para orang tua yang menyemangati dari balik pagar tidak kalah ributnya. Macam balapan Formula 1 saja 😀

Selain Driving School, kami juga senang mencoba menjadi pemadam kebakaran. Di wahana ini, empat keluarga akan berlomba menyetir mobil bomba (fire engine) mereka, memadamkan api (pura-pura) dengan air dan mengembalikan mobil ke garasi. Wah, lumayan menguras keringat. Kami cukup puas jadi juara dua. 


Meski tinggi Big A mencukupi untuk mencoba seluruh permainan, dia tidak mau melakukannya. Saya bujuk-bujuk sedikit biar tidak rugi sudah bayar tiket mahal-mahal, tapi sepertinya tidak mempan :p Big A lebih semangat mencarikan wahana untuk adiknya. The Precils dan ayahnya sempat naik pesawat terbang yang menurut saya cuma segitu aja, sama sekali nggak menantang.

Sementara, Little A Si Princess senang bisa mencoba naik poni di Lego Kingdoms, meskipun cuma jalan memutar dan jungkat-jungkit sedikit. Wahana yang lumayan menantang setara roller coaster adalah The Dragon di Lego Kingdoms, Project X di Lego Technic dan Dino Island di Land of Adventure. Sayangnya, yang terakhir ini sedang dalam perbaikan ketika kami ke sana.

Di Lego Academy, kita bisa belajar membuat robot. Setiap sesi workshop gratis ini sekitar 1 jam. Sebenarnya Si Ayah pengen banget ikut ini, tapi waktunya nggak cukup. Sudah sore dan kami belum ke waterpark. Kalau memang pengin ikut workshop ini, sebaiknya cek jadwal dan mendaftar sejak pagi biar dapat tempat dan bisa menyesuaikan waktu untuk main di tempat lain.

Setelah lumayan capek berkeliling, kami istirahat sambil window shopping di toko-toko yang ada di sini: The Big Shop dan The Brick Shop. Setelah itu kami sholat di surau yang cukup bersih dan nyaman. Surau dipisah untuk laki-laki dan perempuan. Setelah lumayan segar, kami melanjutkan petualang di Waterpark.

Waterpark
Waterpark Legoland letaknya persis di sebelah theme park-nya, dengan gate terpisah. Tiket waterpark juga bisa dibeli terpisah, tapi jauh lebih murah kalau beli tiket combo digabung dengan tiket theme park.

Area waterpark tidak begitu besar, namun cukup segar dilihat, dengan desain warna-warna cerah. Begitu melihat air, kami pengen cepet-cepet nyemplung. Kami cepat-cepat ganti baju renang dan menyimpan semua barang di loker. Sewa loker tarifnya RM 20. Saya sudah tidak peduli foto-foto atau update status lagi. Saatnya bersenang-senang!

Ada dua belas wahana di waterpark. Yang paling menyenangkan adalah Build-A-Raft River. Semacam lazy river gitu lah kalau di waterbom. Bedanya, di sini kita bisa membangun rakit dari ban dengan keping-keping lego raksasa yang ikut berenang di sungai. Saya sih pengennya leyeh-leyeh saja, nggak sempat membangun-bangun. Keping-keping dari karet itu saya lempar-lemparkan ke Big A yang membuat dia merengut 😀 Tidak puas hanya satu putaran, kami mencoba lazy river berkali-kali, dengan ban berbeda-beda. Yang saya senang di sini, ada jaket pelampung kecil yang bisa dipakai Little A. Semua fasilitas di sini sudah termasuk di tiket masuk, tidak perlu membayar apa-apa lagi. Ban pelampung dan life jacket tersedia banyak.

Sayangnya, ketika kami ke sini, wahana Joaker Soaker yang ada ember tumpahnya sedang diperbaiki. Alhasil, Little A hanya bisa bermain di kolam dan seluncuran kecil di Duplo Splash Safari. Bosan dengan seluncuran mini, kami beralih ke kolam ombak. The precils betah banget di sini, sementara saya bosan karena ombaknya kecil banget. Kami iseng-iseng mencoba seluncuran Red Rush, yang bisa dipakai bareng-bareng berempat dengan ban. Sebenarnya batas tinggi minimalnya 102 cm. Untungnya penjaga tetap mengizinkan Little A untuk ikut. Tidak terlalu menantang, tapi lumayanlah. 

Seperti biasa, saya membujuk Big A untuk mencoba seluncuran lain. Tapi karena adiknya belum boleh, Big A juga tidak mau. Ya sudahlah, asal mereka senang aja. Kami teruskan bermain-main air sampai waterpark tutup jam enam sore.



Ruang bilas penuh sesak jam enam sore. Ada saluran mampet yang membuat air meluber ke lantai. Di dalam ruang bilas juga tidak ada keset yang membuat lantainya licin banget. Setelah sukses berganti baju, saya sempatkan menengok kios foto, siapa tahu ada foto keluarga yang cakep pas kami meluncur. Ternyata, saudara-saudara, harga fotonya mahal banget, per paket RM 150 atau lebih dari Rp 500 ribu. Entah saya yang salah lihat atau gimana, tapi kalau harus beli foto seharga Rp 500 ribu, saya masih nggak rela.

Mending uangnya dibelikan Lego, ya kan? Esok harinya sebelum mengejar pesawat di Senai airport, kami sempatkan belanja di bazar Lego di depan gerbang. Lumayan untuk oleh-oleh. Kenangan di waterpark, biar kami ingat di dalam hati saja 🙂

Kami mendapat pengalaman liburan yang menyenangkan di Legoland. Kami masih mau ke sini lagi kalau sepupu-sepupu Precils udah siap diajak main. Semoga nanti pohon-pohonnya lebih rindang, dan Little A jauh lebih tinggi.

Bye for now.

~ The Emak

Note:
Kurs per April 2014
MYR 1 = IDR 3.570

Baca juga:
Johor Bahru With Kids: Itinerary & Budget
Ke Legoland Malaysia, Via Changi Atau Senai? 
Review Hotel Legoland
Galeri: Foto-foto Miniatur dari Lego